Kondisi Libya (Foto: AP) |
Akhirnya, 253 WNI Tinggalkan Libya | Sebanyak 253 warga negara Indonesia (WNI) yang sempat terkatung-katung selama lebih dari 40 jam di Bandar Udara Internasional Tripoli akhirnya meninggalkan Libya pada Minggu (27/2/11) dini hari waktu setempat. Mereka berangkat menuju Tunisia.
"Alhamdulillah, atas berkat doa semua pihak, kelompok pertama WNI telah terbang dari bandara Tripoli pada Ahad dini hari pukul 00.30 waktu setempat atau 05.30 WIB ke Tunis dengan pesawat Tunisia Air," kata Duta Besar RI untuk Libya, Sanusi, yang dihubungi Antara dari Kairo, Minggu dini hari.
Sanusi menjelaskan, para WNI tersebut telah menunggu di bandara Tripoli sejak Jumat (25/2/11) pagi. Tetapi pesawat Tunisia Air yang dicarter KBRI itu terkendala teknis karena sulitnya mendapatkan izin mendarat dari pihak berwenang Libya.
Padahal semua urusan keimigrasian dan kepastian mereka untuk terbang sudah rampung sejak Jumat pagi dan hanya tinggal menunggu naik pesawat.
"Saya sendiri sejak Sabtu pagi berada di bandara, dan selalu kontak dengan Tunisia Air, tapi mereka juga mengalami kesulitan, dan akhirnya kejelasan mulai terlihat pada Sabtu petang," katanya.
Disebutkan, situsai di bandara ibu kota Libya saat ini padat, dibanjiri ribuan warga asing yang hendak menyelematkan diri ke luar negeri. Kendati demikian, suasana jalan ke bandara cukup lengang dan aman, ujar Sanusi, yang menambahkan bahwa dari KBRI ke bandara hanya ditempuh sekitar 25 menit.
Selama di bandara, para WNI tersebut menunggu dengan penuh harapan dan makanan selama satu hari lebih disediakan KBRI, katanya.
Sementara itu, sebanyak 181 WNI di Libya mencakup mahasiswa, keluarga staf KBRI dan kalangan tenaga kerja, terdaftar untuk kelompok terbang kedua. Tetapi sejauh ini jadwal evakuasinya belum ditetapkan, dan masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat di Jakarta.
Di sisi lain, laporan-laporan media di Timur Tengah menyebutkan bahwa situasi di Libya semakin mencekam dan persediaan bahan makanan pokok mulai menipis di seantero negara itu yang dilanda prahara politik.
Sumber : Kompas & ANT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar