|  | 
| Photobucket | 
Seekor Tikus Dapat Membunuh Singa | Tikus pun berfilsafat.....
Didalam  sebuah hutan, hiduplah seekor tikus ahli filsafat. Ia mengetahui satu  hal yang tidak pernah diketahui hewan-hewan lain.. Ia yakin bahwa  gelisah bisa membunuh seseorang. Sebab, gelisah bisa membunuh  kebahagiaan, memadamkan kilauan cahaya dan menghilangkan kenyamanan.  Selain itu, kegelisahan juga bisa menghancurkan akal,
hati dan fisik.
Pada  suatu hari, ia ingin mengajari teman-teman dan anak-anaknya dengan  pelajaran tersebut. Tetapi sang tikus tidak ingin pelajarannya sekadar  didengar dan dihafal saja. Ia ingin pelajaran itu dipraktekkan dan  tertanam dalam sanubari.
Ketika  sedang berceramah dihadapan hewan-hewan tersebut, tiba-tiba muncullah  seekor singa. Tikus sang filosof kemudian berkata, "Tuan singa, aku  hendak mengatakan sesuatu. Aku berharap engakau mau memberikan jaminan  keamanan kepadaku."
Sang singa menjawab, "Aku menjamin keamananmu, wahai tikus yang pemberani."
Tikus  kemudian berkata, "Dihadapan semua hewan-hewan ini, aku hendak  menyatakan bahwa aku mampu membunuhmu jika engkau memberiku waktu selama  sebulan penuh. Seluruh penghuni hutan ini akan melihat hal
itu."
Mendengar hal itu, sang singa langsung tertawa. Dengan nada mengejek, dia berkata, "Engkau mau membunuhku?"
"Benar", jawab filosof tikus mantap dan percaya diri.
"Aku  setuju. Tetapi jika engkau tidak bisa melakukannya, engkau akan  kupancung didepan semua hewan. Waktunya sebulan mulai dari sekarang."
"Baik, aku setuju."
Sepuluh  hari telah berlalu dan singa sama sekali tidak pernah memikirkan  ancaman tikus tersebut. Akan tetapi, beberapa hari kemudian, terbersit  dalam hatinya, "Apa yang sebenarnya hendak dilakukan oleh tikus itu?  Kenapa ia kelihatan begitu meyakinkan? Bagaimana kalau ancaman itu  benar-benar terjadi?"
Beberapa  saat kemudian ia tertawa jungkir balik sambil berkata, "Bagaimana  mungkin si tikus mampu membunuhku sedangkan aku punya anak-anak yang  akan membelaku? Walaupun ia mengerahkan seluruh tikus yang ada  sekalipun, tidak mungkin bisa membunuhku."
Beberapa  hari kemudian, bisikan tersebut kembali hadir dalam benaknya. Untuk  kali ini, ia merasakan bahwa bisikan tersebut terasa lebih kuat dari  sebelumnya.
Waktu  terus berjalan dan batas waktu yang ditentukan hampir berakhir.  Sementara itu, sang tikus tidak datang untuk mencabut pernyataannya  ataupun menyerah. Justru, filosof tikus malah terus mengumumkan  ancamannya ke seluruh penghuni hutan.
Melihat  kenyataan tersebut, sang singa terus berpikir, "Apakah filosof tikus  mempunyai senjata yang ampuh atau telah mengumpulkan kekuatan yang luar  biasa, atau membuat jebakan yang mematikan?"
Hari  demi hari berganti dan pikiran-pikiran tersebut selalu muncul hingga  membuat singa tidak doyan makan dan minum. Dia selalu memikirkan nasib  dan akhir yang begitu mengerikan, seperti ancaman tikus tersebut.
Sebelum  hari yang ditentukan tiba, tepatnya pada pagi hari yang keduapuluh lima  , hewan-hewan menemukan singa tersebut telah mati didalam kandangnya.
Dia  telah terbunuh oleh perasaan was-was dan ketakutan. Daging dan lemaknya  telah terbakar oleh kesedihan yang ia rasakan, padahal sang tikus tidak  pernah melakukan tipu muslihat atau merancang persengkongkolan apapun.  Ia hanya mengetahui sebuah rahasia, bahwa menunggu musibah,  memperkirakan bencana dan was-was terhadap sebuah
tragedi adalah senjata ampuh yang bisa membunuh jagoan pemberani ataupun sang perkasa yang tidak punya rasa takut.
Jangan pernah menyia-nyiakan waktu
Kebanyakan  orang tidak pernah menghiraukan hari-hari yang dijalaninya, karena  sibuk untuk masa depan. Cita-cita telah membuatnya lupa manisnya  kehidupan yang sedang dia jalani. Yang ada hanyalah ketakutan akan masa  depan. Mereka selalu resah dengan hari-
hari yang akan datang.
Mereka  selalu berpikir bagaimana seandainya kehilangan pekerjaan? Bagaimana  dia akan memberi makan anak-anak? Apa yang akan dia katakan kepada  teman-teman? Serta bagaimana nasibnya kemudian?
Kalau  kegelisahan mengenai hal-hal tersebut mampu diatasi, dia akan  memikirkan hal-hal lain. Bagaimana seandainya dia menderita sakit, buta  atau kaki buntung? Bagaimana bentuk tubuhnya nanti? Bagaimana dia akan  menanggung semua itu?
Yang  ada didalam kepala hanyalah musibah dan musibah. Barangkali, mobil yang  dinaiki akan mengalami kecelakaan, barangkali pesawat yang ditumpangi  akan jatuh, barangkali kapal yang ia naiki akan tenggelam dan barangkali  saja bangunan tempat dia tinggal akan runtuh.
Dia  pun takut kalau sampai hal-hal yang tidak diinginkan tersebut terjadi.  Orang seperti ini akan menjadi mangsa empuk serigala buas bernama  kegelisahan dan makanan lezat hantu bernama kesedihan
Sumber: PondokCerita
nice infonya.....sob folback sukses
BalasHapuswah kisah yang sangat bagus sob..bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk tidak menyerah pada keadaan dan besar kecilnya fisik tidak bisa menentukan bahwa ia akan menang tapi pemikiran yang jernihlah yang akan membuat kita mampu menghadapi apapun, thank's atas artikelnya..
BalasHapus