|  | 
| Ilustrasi (Image: Shutterstock) | 
Fenomena Kurang Tidur Akibat Teknologi | Manusia terus menerus berupaya  menciptakan beragam alat canggih dengan tujuan membuat hidup menjadi  lebih mudah, nyaman dan menyenangkan.
Tetapi pada kenyataannya,  teknologi juga telah membuat manusia menjadi 'tersiksa'. Waktu  beristirahat bisa kacau balau, sehingga banyak orang di jaman modern  menjadi lebih sering mengantuk. 
Itulah setidaknya yang tergambar  dalam hasil jajak pendapat yang dilakukan National Sleep Foundation di  Amerika Serikat belum lama ini.
Russell  Rosenberg PhD, kepala pelaksana jajak pendapat dan direktur The Atlanta  School of Sleep Medicine and Technology, menyatakan penggunaan ponsel,  komputer dan video game sebelum waktu tidur dan tengah malam - seperti  yang sering dilakukan para remaja dan anak-anak masa kini -  telah  menyita banyak sekali jatah waktu beristirahat.  
"Jajak pendapat  tahun ini memusatkan perhatian pada teknologi dan alat elektronik yang  digunakan masyarakat, alat-alat yang sangat mudah ditemukan di  mana-mana," ujarnya.
Selain mengungkap pengaruh teknologi terhadap  durasi tidur, jajak pendapat juga menemukan begitu banyak orang Amerika  yang tidak senang dengan kualitas tidur mereka.  Tercatat sepertiga  orang dewasa di AS tidur kurang dari tujuh jam dalam sehari, dan fakta  itu menempatkan mereka pada risiko gangguan kesehatan yang serius.
Pada   tahun ini, survei rutin dilakukan sejak 1991 oleh National Sleep  Foundation itu melibatkan 1.508 responden. Responden dibagi dalam dalam 4  kelompok yakni usia 13-18, 19-29, 30-45 dan 46-64.
Remaja mengantuk
Beberapa  temuan penting dalam riset itu di antaranya adalah  para remaja  dilaporkan paling sering mengantuk. Kasusnya tercatat sekitar 22% pada  remaja usia 13-18, disusul 16% pada usia 19-2 tahun,  sebanyak 11% pada  usia 30 hingga 45, dan 9% pada usia 46-64.
Banyak responden  mengaku tidak pernak atau jarang tidur pulas pada hari bekerja atau  sekolah, dengan prosentase tertinggi yakni sekitar 51% pada remaja usia  19- 29.
Rata-rata durasi tidur tercatat sekitar 7 jam untuk  responden usia dewasa,  sedangkan para remaja dilaporkan sedikit lebih  lama. Mereka yang berusia  13-19  rata-rata tidur selama 7 jam 26 menit  pada hari sekolah; usia 19-29 sekitar 7 jam; sedangkan usia 30-45 dan  46-64 sedikit di bawah 7 jam.
Teknologi menguras waktu tidur
Penggunaan  alat elektronik sebelum waktu tidur menjadi hal yang sangat lumrah.   Sebanyak 60 persen responden rata-rata selalu menonton TV, 39% memakai  ponsel, 36% menggunakan laptop atau komputer, 21% telepon, 8% video  games, dan 29% perangkat pemutar musik.
Para ahli telah mengimbau  agar penggunaan alat-alat tersebut sebelum waktu tidur dikurangi. 'Ada  dua alasan untuk hal itu.  Pertama adalah paparan cahaya yang didapatkan  orang dari layar komputer atau alat lain. Cahaya dapat mengambat hormon  pengirim sinyal ke otak yang memerintahkan tubuh beristirahat. Hormon  itu disebut melatonin." kata Rosenberg.
Alasan lain, kata  Rosenberg, waktu tidur menjadi tertunda karena Anda terjebak dalam  kesenangan menggunakan komputer dan alat lainnya.
Sekitar  seperempat responden dalam  jajak pendapat mengatakan mereka tidur  dengan menyimpan ponsel di ranjang dan sekitar 10% mengatakan mereka  seringkali terbangun setidaknya beberapa menit  di tengah malam karena  harus menjawab telpon, sms atau email.  Hal itu lebih sering dilaporkan  oleh  responden berusia muda, yakni  18% responden 13-19 dan 20%  responden usia 19-29.
Keluhan mengantuk
Akibat  kurang tidur, para responden juga melaporkan keluhan mengantuk saat  berkendara. Setengah dari responden usia 19 -29 mengaku setidaknya  pernah mengantuk satu kali dalam sebulan. Sekitar 10 persen dari  responden remaja dan dewasa mengaku mengantuk satu atau dua kali  dalam  sepekan.
Fakta ini sepertinya sejalan dengan data dari National  Highway Traffic Safety Administration. Mengantuk saat berkendara  dilaporkan menjadi penyebab lebih dari 100.000 kasus kecelakaan lalu  lintas setiap tahunnya dan merenggut 1.550 korban jiwa.
Tenggak kafein
Sementara  itu mengenai cara mengatasi kantuk akibat kurang tidur, penggunaan  kafein secara berlebihan dan tidur siang seringkali dilaporkan oleh  responden.  Rata-rata responden bisa meminum sekitar tiga cangkir  minuman berkafein setiap hari.
Tidur siang adalah cara lain yang  dilakukan para responden untuk mengatasi kurang tidur. Hampir setengah  dari respoden usia 13-19 dan 19-29 mengaku satu kali tidur siang pada  hari kerja atau sekolah.
Sumber: Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar