Makin Banyak Perempuan Bermain dengan Kamera

Shutterstock

Makin Banyak Perempuan Bermain dengan Kamera | "Normalnya, pasar kamera untuk pria, tetapi 2-3 tahun belakangan ini, pasar kamera untuk wanita makin banyak. Makin banyak perempuan yang menyenangi fotografi. Contohnya di China, pasar pembeli kamera untuk perempuan makin meningkat, bahkan untuk kamera model SLR dan DSLR. Seiring meningkatnya ekonomi di sana, makin banyak pula pembelian kamera berjenis profesional," jelas Fujii Hiroshi, General Manager, DSC Sales Department Overseas Sales Division Global Marketing Headquarters, Casio Computer Co. Ltd kepada Kompas Female, Jumat, 11 Maret 2011, di Jakarta Convention Center.

Maraknya situs-situs jejaring sosial, pertemanan, keinginan untuk mengabadikan gambar menjadi pemicu perkembangan ini, disertai kesukaan akan hal yang visual memicu perempuan untuk juga menggulati dunia fotografi. Sebagian wanita menggunakan kamera sebagai alat pengambilan gambar sehari-hari, sebagian lagi menggunakannya untuk kegiatan profesional.

"Umumnya di Jepang, perempuan masih banyak yang mengandalkan kamera ponsel untuk mengambil gambar. Tetapi, seperti kita ketahui, kamera-kamera seperti itu kurang baik kualitas gambarnya, baik untuk dilihat, dikoleksi, dicetak, maupun diunggah ke media jejaring sosial. Namun, wanita kebanyakan tak suka hal-hal teknis yang merepotkan. Karena itu, kami meluncurkan kamera-kamera dengan teknologi yang terus disempurnakan, supaya kita semua bisa mendapatkan hasil gambar yang nyaris sempurna, cantik, ekspresif, dan dramatis tanpa repot, tanpa red eye, warna jelek, tanpa wajah berkilau karena berminyak, dan lainnya. Produsen-produsen kamera pun terus berlomba menciptakan teknologi-teknologi yang memudahkan pengguna, dengan fitur-fitur yang mudah dimengerti, menyempurnakan gambar, serta pengunggahan," jelas Hiroshi.

Bagaimana dengan pasar Indonesia? "Saat ini kami melihat di beberapa negara, seperti Jepang, US, dan Eropa tadinya menanjak dan berkembang kini mencapai kondisi datar. Tetapi pasar Indonesia masih sangat berkembang, sama seperti pasar di Brazil. Kami memantau perkembangan pasar di Indonesia dan menantikan perkembangan lebih baik lagi. Kami yakin pasar ini masih bisa terus berkembang," papar Hiroshi usai konferensi pers mengenai konsep kamera terkini dari Casio, Exilim TR100 di ajang Focus Jakarta Photo & Digital Imaging Expo 2011 di Jakarta Convention Center.

Menurut Hiroshi, kamera poket keluaran terbarunya, EX TR100 adalah starting point desain kamera revolusi Casio. "Kamera ini easy to use, fleksibel, menyempurnakan gambar, dan sangat tipis. Kamera-kamera kami berikutnya harus berupa evolusi dari tipe ini, dan tidak jauh dari titik ini. Sejujurnya, kami belum menentukan harga untuk EX TR-100, dan saya bisa katakan, ini bukan kamera yang murah. Kami tidak mengharap banyak penjualan dari merek ini, tetapi desain ini harus kami perkenalkan kepada masyarakat di Indonesia, bahwa ini akan menjadi arahan desain kamera Casio berikutnya," jelas Hiroshi lagi.

Diterangkan oleh Hiroshi, kamera-kamera sekarang, khususnya kamera dari tempatnya bekerja, Casio, sudah banyak menargetkan pasar untuk perempuan. Beberapa karakter dari kamera yang disukai dan dicari perempuan antara lain, tipis, ringan, mudah dibawa, stylish, tidak sulit dioperasikan, membantunya tampil menarik saat pengambilan gambar (Make Up Mode), memiliki fitur unik dan menyempurnakan gambar, memudahkan pengunggahan ke situs jejaring sosial, dan lainnya.

"Saat melihat survei dari badan-badan independen, pasar Indonesia cenderung pasar yang low-end dan murah. Sementara pasar untuk kamera-kamera besar seperti SLR tidak terlalu banyak, kecuali untuk kalangan profesional saja, bukan umum. Tetapi kami melihat juga belakangan ini ada perubahan, makin banyak orang yang butuh kamera yang mahal, stylish, dan punya fungsionalitas bagus. Saya rasa ke depannya tidak akan jauh dari itu," tutup Hiroshi.

Sumber: Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar